Materi.Co.ID – Hay hay bertemu lagi dengan artikel materi.co.id . Kali ini kita akan membahas tentang hipotesis. Simak ulasan lengkap nya dibawah ini.
Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hypo yang berarti di bawah dan thesis yang berarti pendirian/pendapat/kepastian. Apabila bisa disimpulkan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang sifatnya masih praduga sebab harus dibuktikan terlebih dahulu.
Pengertian Hipotesis Menurut Ahli
- Kerlinger
Menurut Kerlinger, Hipotesis ialah suatu pernyataan yang berupa asumsi atau dugaan sementara yang berhubungan dengan hubungan antara dua variabel atau lebih.
- Mundilarso
Menurut Mundilarso, pengertian Hipotesis ialah suatu bentuk pernyataan yang memiliki sifat masih sangat lemah, maka harus dilakukan pengujian lagi guna membuktikannya lagi dengan teknik atau analisis tertentu.
- Nasution
Dr. S. Nasution menyatakan bahwa hipotesis ialah dugaan atau asumsi tentang sesuatu yang sedang diteliti atau diamati yang memiliki tujuan untuk mengetahui kebenarannya.
- Suharsimi
Menurut Suharsimi Arikunto, Hipotesis ialah jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang timbul dalam suatu penelitian sampai mencari bukti-bukti melalui pengumpulan data-datanya.
- Sugiyono
Menurut Sugiyono, Hipotesis disini membuat jawaban sementara pada rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalahnya disusun dalam bentuk pertanyaan.
Ciri – Ciri Hipotesis yang Baik
Menurut Moh. Nazir, memiliki 6 ciri-ciri hipotesis yang baik, yakni :
- Harus mengatakan hubungan
- Harus dengan sesuai dengan fakta
- Harus berkaitan dengan ilmu, dan sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan
- Harus bisa diuji
- Harus sederhana
- Harus dapat menjelaskan fakta
Seorang peneliti harus memperhitungkan fakta-fakta yang penting, apabila ingin membuat hipotesis yang baik, dan harus masuk akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam. Hipotesis juga harus dapat diuji sebagai langkah verifikasi dalam penelitian.
Jenis – Jenis Hipotesis
Suatu penelitian terdapat 3 jenis hipotesis, yakni hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif. Masing-masing jenis hipotesis tersebut bisa dipergunakan sesuai dengan bentuk variabel penelitian.
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan suatu dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang berkaitan dengan variabel tunggal/ mandiri.
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan suatu dugaan atau jawaban sementara pada rumusan masalah yang juga menanyakan perbandingan (komparasi) diantara 2 variabel penelitian.
3. Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif merupakan suatu dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan (asosiasi) antara 2 variabel penelitan.
Fungsi Hipotesis
Menurut Ary Donald, fungsi hipotesis ialah :
- Memberikan penjelasan tentang gejala dan memudahkan perluasan dalam ilmu pengetahuan pada suatu bisang.
- Menyampaikan pernyataan terhadap hubungan 2 konsep yang bisa diuji secara langsung pada suatu penelitian.
- Dapat memberikan arah pada suatu penelitian.
- Dapat memberikan suatu kerangka didalam menyusun kesimpulan dalam sebuah penelitian.
Manfaat Hipotesis
Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat, yaitu :
- Dapat memberikan batasan dan juga dapat memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
- Mensiagakan peneliti kepada keadaan fakta dan hubungan antar fakta, yang seringkali hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
- Sebagai alat yang sederhana guna mempusatkan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting serta menyeluruh.
- Panduan didalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Oleh sebab itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut disesuaikan dengan :
- Pengamatan yang kritis dari si peneliti pada fakta-fakta yang ada.
- Imajinasi serta pemikiran kreatif dari peneliti.
- Kerangka analisa yang digunakan oleh peneliti.
- Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.
Tahap – Tahap Pembentukan Hipotesis
Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:
- Penentuan masalah
Permulaan penalaran ilmiah yakni suatu kekayaan pengetahuan ilmiah yang biasanya timbul karena adanya sesuatu kondisi atau peristiwa yang terlihat tidak atau tidak bisa dijelaskan berdasarkan hukum atau teori atau dalil-dalil ilmu yang sudah diketahui. Dasar penalaran pun baiknya dilakukan dengan sadar dan dengan perumusan yang tepat. Dalam proses penalaran ilmiah tersebut, penentuan masalah memperoleh bentuk perumusan masalah.
- Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).
Dugaan atau anggapan sementara yang menjadi asal mula bertolak dari semua kegiatan. Ini dipergunakan juga dalam penalaran ilmiah. Tanpa hipotesis preliminer, pengamatan tidak memiliki arah. Fakta yang terkumpul mungkin tidak akan bisa digunakan untuk menyimpulkan suatu konklusi, sebab tidak relevan dengan masalah yang dihadapi. Sebab tidak dirumuskan secara eksplisit, dalam penelitian, hipotesis priliminer diduga bukan hipotesis keseluruhan penelitian, akan tetapi merupakan sebuah hipotesis yang hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum penelitian sebenarnya dilakukan.
- Pengumpulan fakta
Pada penalaran ilmiah, antara hasil fakta yang besarnya tidak terbatas itu hanya akan dipilih fakta-fakta yang penting saja dengan hipotesis preliminer yang perumusannya didasarkan pada ketelitian dan ketepatan dalam memilih fakta.
- Formulasi hipotesis
Pembentukan hipotesis bisa lewat ilham atau intuisi, dimana logika tidak bisa berkata apa-apa tentang hal ini. Hipotesis dihasilkan sewaktu terdapat hubungan tertentu di antara sejumlah fakta.
- Pengujian hipotesis
Artinya, membandingkan hipotesis dengan kondisi yang bisa diamati dalam istilah ilmiah hal ini dinamai verifikasi(pembenaran). Jika hipotesis terbukti cocok dengan fakta maka dinamai konfirmasi. Falsifikasi(penyalahan) berlangsung apabila usaha menemukan fakta dalam pengujian hipotesis tidak sesuai dengan hipotesis. Jika usaha itu tidaklah berhasil, maka hipotesis tidak bisa terbantah oleh fakta yang dinamakan koroborasi (corroboration). Hipotesis yang sering memperoleh konfirmasi atau koroborasi dapat dinamai teori.
- Aplikasi/penerapan
Jika hipotesis itu benar dan bisa diadakan menjadi ramalan (dalam istilah ilmiah disebut prediksi), dan ramalan itu harus terbukti sesuai dengan fakta. Selanjutnya harus bisa diverifikasikan/koroborasikan dengan fakta.
Demikianlah bahasan kita mengenai hipotesis. Terima kasih bagi yang menyempatkan waktu untuk membaca dan mampir di artikel √ Jenis – Jenis Hipotesis : Pengertian, Ciri, Fungsi & Manfaatnya Lengkap. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kamu ?
Baca Juga Artikel Lainnya
- √ Tujuan Ergonomi : Pengertian, Prinsip & Manfaatnya Lengkap
- √ Fungsi Informasi : Pengertian, Ciri & Jenisnya Lengkap
- √ Jenis – Jenis Apresiasi : Pengertian, Fungsi & Contohnya Lengkap
- √ Ciri – Ciri Populasi : Pengertian, Jenis & Faktornya Lengkap
- √ Contoh Sistem Gerak Tumbuhan : Pengertian & Jenisnya Lengkap