Struktur Porifera

Diposting pada

Materi.Co.ID – Hay hay bertemu lagi dengan artikel materi.co.id. Kali ini kita akan membahas tentang porifera. Simak ulasan lengkap nya dibawah ini.

√ Porifera : Pengertian, Struktur, Klasifikasi dan Sistem Organnya Lengkap


Pengertian Porifera

Porifera berasal dari dua kata yakni porus dan faro. Porus yang berarti lubang sedangkan faro yang berarti membawa atau mengandung. Jadi porifera dapat diartikan sebagai hewan yang tubuhnya mengandung lubang – lubang kecil. Lubang-lubang kecil ini ini dinamai sebagai pori-pori, oleh sebab itu porifera lebih dikenal dengan sebutan hewan berpori-pori. Guna mensirkulasikan air dalam tubuhnya, porifera memiliki sistem kanal atau saluran air.


Ciri – Ciri Porifera

  • Tubuh porifera memiliki pori-pori mikroskopis.
  • Memiliki 2 tahap kehidupan yaitu polip (berenang bebas) sesil (hidup menetap).
  • Porifera merupakan hewan multiseluler yang tidak mempunyai jaringan sejati.
  • Porifera belum mempunyai organ pencernaan, sistem saraf dan sistem peredaran darah.
  • Tubuhnya menempel pada dasar perairan, diploblastik sebab tersusun atas atas dua lapisan embryonal yaitu eksoderm dan mesoderm.
  • Pencernaannya secara intra seluler.
  • Tubuhnya memiliki simetri radial, bentuk tubuhnya beragam, ada yang menyerupai terompot ataupun piala.

Struktur tubuh Porifera

1.Tipe Sel

Tubuh spons berongga dan ditunjang oleh :

  • Mesohil

Zat ini sama dengan jeli yang terdiri dari kolagen, mesohil mengandung sel yang disebut amebosit yang memiliki berbagai fungsi seperti menebarkan sari makanan dan oksigen, dan juga membuang partikel sisa metabolisme, dan membentuk sel reproduktif.

Mesohil sendiri terletak di antara 2 lapisan sel yaitu :

» Sel pinakosit terletak pada bagian luar dan berfungsi menutup tubuh bagian dalam, sel-sel pinakosit memiliki bentuk pipih dan rapat, di antara pinakosit terdapat ostium (pori-pori) yang menjadi jalan masuknya air, dalam sebagian besar spons, pori-pori ini tersusun atas sel tabung yang bernama porosit.

Baca Juga  Ciri - Ciri Invertebrata

» Sel koanosit terletak di dalam, bentuknya sedikit lonjong dan sel-selnya mempunyai flagelum (cambuk) yang berfungsi mendorong air di dalam tubuh spons keluar, koanosit ini melapisi rongga dalam spons (spongosol).

Tipe sel lainnya antara lain oosit dan spermatosit yang berguna dalam proses reproduksi, lofosit yang mensekresikan benang kolagen dan sklerosit yang mensekresikan spikula yang berfungsi sebagai rangka spons.


2.Bentuk tubuh

Tubuh spons dibagi menjadi 3 jenis yaitu : Askonoid, Sikonoid, dan Leukonoid.

  • Askonoid

Askonoid ini memiliki bentuk yang paling sederhana, menyerupai vas atau jambangan, spongosolnya memiliki bentuk batang dan dilapisi koanosit, namun flagelanya tidak sanggup mendorong air keluar, maka tubuh spons jenis ini kecil.


  • Sikonoid

Sikonoid ini memiliki dinding tubuh yang melipat secara horizontal, lipatan dalam membentuk saluan berflagela yang dilapisi koanosit, dan lipatan luar sebagai saluran masuk atau ostium, lipatan ini memperluas ruang dalam spons dan secara langsung meningkatkan jumlah sel koanosit, sebab sel koanosit yang sedikit lebih banyak dari tipe Askonoid, aliran air menjadi lebih cepat dan spons dapat tumbuh agak besar.


  • Leukonoid

Lebih kompleks dengan mengisi hampir seluruh rongga spons dengan mesohil, di dalam mesohil berada rongga-rongga kecil yang berlapis sel koanosit berflagela dan rongga ini dihubungkan dengan saluran-saluran kecil, saluran ini juga menyambung ostium dengan oskulum, maka aliran air yang masuk melalui ostium didorong oleh koanosit dalam rongga-rongga ini lalu langsung keluar ke oskulum, sebab banyaknya koanosit, hal ini dapat mempercepat alian air dan memperbesar ukuran spons.


3.Rangka

Mesohil memiliki sebagai rangka dalam dalam spons, mesohil dapat diperkuat dengan spongin atau spikula, spikula tersusun dari silika atau kalsium karbonat, spikula dihasilkan sel sklerosit. Beberapa spons selain rangka dalam juga mempunyai rangka luar seperti sclerospongia (“spons keras”), rangka luar dihasilkan oleh pinakosit (lapisan sel terluar).

Baca Juga  Fungsi Tenggorokan

Klasifikasi Porifera

Berdasarkan bahan penyusun spikulanya, porifera di kelompokan menjadi 3 , yaitu calcarea, hexactinellida dan demospongia.

  • Calcarea

Calcarea mempunyai kerangka tubuh yang berupa sikula (banyak spikulum) memiliki bentuk jam dari zat kapur atau kalsium karbonat (CaC03), habitat dari calcarera ialah di laut dangkal, dan mempunyai sel berleher (koanosit) yang berukuran besar. Contohnya, Leucosolenia, Grande, Clatrina, Sycon, dan Scypha.


  • Hexactinellida

Hexactinellida mempunyai kerangka tubuh berupa spikula dari zat silikat (zat kersik). Spikulum hexactinellida memiliki bentuk triakson berupa 3 batang jam yang saling silang tegak lurus maka seperti bangunan yang mempunyai enam jari-jari. Habitat dari hexactinellida ialah di laut dalam. Sistem saluran airnya sederhana. Contohnya, Pheronema dan Euplectella (pena laut).


  • Demospongia

Demospongia ada yang mempunyai spikula dari zat kersik (silikat dan serabut spongin). Tetapi ada juga yang hanya mempunyai spikula atau spongin saja, atau bahkan, tidak mempunyai keduanya. Spikulum pada demospongia berbentuk tetrakson. Contohnya, Euspongia molisima. Elypospongia equina, dan spikula dari spongia saja, misalnya spongilla. Anggota kelas ini memiliki sistem saluran air yang rumit.


Sistem Organ Porifera

1.Sistem Pernapasan

Porifera bernapas dengan cara memasukkan air melalui pori-pori ke dalam tubuhnya, lalu setelah air sampai ke songosol (rongga tubuh), akan berlangsung pertukaran oksigen dengan karbondioksida dalam tubuh. Proses pertukaran udara ini dilakukan oleh sel koanosit.


2.Sistem Reproduksi

Porifera bisa bereproduksi secara seksual maupun aseksual.

  • Reproduksi secara seksual porifera akan membuat ovum dan sperma yang dikerjakan oleh sel koanosit, lalu terjadi fertilisasi, karena bersifat hermafrodit (memiliki 2 kelamin) setiap individu bisa mengeluarkan sperma maupun ovum, pertemuan sperma dan ovum ini berlangsung di mesofil yang kemudian akan tumbuh menjadi larva dan dilepaskan ke perairan.
  • Reproduksi secara aseksual dikerjakan dengan pembentukan tunas dan gemula dari sekumpulan sel yang akan tumbuh menjadi individu baru.
Baca Juga  Tumbuhan Paku

3.Sistem Pencernaan

Pencernaan pada porifera juga dikerjakan dengan sel koanosit. Sewaktu air sudah masuk ke rongga tubuh (spongosol) maka sel koanosit akan menyerap makanan dari air, kemudian makanan tersebut dicerna dan diedarkan ke sel lain oleh sel amoebosit. Umumnya porifera memakan plankton.


4.Sistem Persarafan

Porifera tidak memiliki sel saraf, akan tetapi ia sanggup bekerja terhadap perubahan lingkungan dan sentuhan pada beberapa area tertentu. Fungsi ini dikerjakan dengan sel lain dalam tubuhnya.


Cara Hidup Porifera

Porifera hidup dari memakan bakteri atau plankton yang ada di air. Bakteri atau plankton tersebut di peroleh dari penyerapan yang dilakukan pori-pori (pore) yang berada di lapisan luar porifera. Air yang masuk kedalam tubuh porifera melalui pori-porinya tersebut lalu disaring dengan cara menggerakan flagel yang terdapat pada koanosit yang merupakan sel pelapis spngosol.

Di spongosol makanan dilahap secara fagositosis dan oksigen diserap secara difusi dengan koanosit. Sisa pembuangan dikeluarkan melalui lubang yang dinamai oskulum. Zat makanan dan oksigen selalin akan dipergunakan oleh koanosit, dan sebagian juga akan dikirim secara difusi ke sel-sel seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel amoeboid). Fungsinya pun sama yaitu mendistribusikan makan dan oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya.


Demikianlah bahasan kita mengenai porifera. Terima kasih bagi yang menyempatkan waktu untuk membaca dan mampir di artikel √ Struktur Porifera : Pengertian, Klasifikasi & Sistem Organnya Lengkap. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kamu ?


Baca Juga Artikel Lainnya