Kelenjar Pituitari

Diposting pada

Materi.Co.ID – Hay hay bertemu lagi dengan artikel materi.co.id . Kali ini kita akan membahas tentang kelenjar pituitari. Simak ulasan lengkap nya dibawah ini.

√ Kelenjar Pituitari : Pengertian, Fungsi, Struktur dan Gangguannya Lengkap


Pengertian Kelenjar Pituitari

Kelenjar pituitari atau hipofisis merupakan struktur yang berada di dasar tulang tengkorak, tepatnya pada sella turcica diatas sinus sphenoid dan dengan berat sekitar 1 gram. Struktur ini terdiri atas 2 bagian yang mempunyai fungsi dan perkembangannya masing-masing : bagian depan yang mempunyai fungsi kelenjar atau yang sering dinamai adenohipofisis, dan bagian belakang yang termasuk bagian sistem saraf atau yang sering dinamai neurohipofisis. Kedua bagian ini dikaitkan oleh struktur yang dinamai dengan infundibulum.


Fungsi Kelenjar Pituitari

Fungsi dari kelenjar pituari ataupun kelenjar hipofisis yakni :

  • Memproduksi hormon pertumbuhan.
  • Mengontrol sistem endokrin.
  • Menproduksi hormon yang berpengaruh pada fungsi otot dan ginjal.
  • Menciptakan hormon yang mengatur kelenjar endokrin lain.
    Sebagai penyimpanan hormon yang dihasilkan hipotalamus.

Struktur Kelenjar Pituitari

1. Adenohipofisis

Adenohipofisi atau hipofisis anterior tersusun atas banyak jaringan epitel kelenjar. Bersama dengan hipotalamus, hipofisis anterior akan membentuk sistem neuroendokrin yang terdiri atas kumpulan neuron neurosekretorik yang badan selnya berada di 2 kelompok di hipotalamus yakni nukleus supraoptika dan nukleus paraventrikel.

Secara struktural, adenohipofisis termasuk perpanjangan dari kelenjar hipotalamus. Hipofisis anterior menghasilkan banyak hormon penting yang disekresikan ke dalam darah apabila diperlukan, hormon tersebut diantaranya yakni :


  • Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone, Somatotropin), yakni hormon yang memiliki fungsi guna mengatur perumbuhan dan metabolisme tubuh.
  • Thyroid Stimulating Hormon / Tirotropin (TSH), yakni hormon yang memiliki fungsi untuk mengontrol sekresi hormon tiroid dan pertumbuhan kelenjar tiroid.
  • Hormon Adrenokortikotropik (ACTH), yakni hormon yang berfungsi mengatur sekresi kortisol oleh korteks adrena serta pertumbuhan korteks adrenal
  • Follicle Stimulating Hormone (FSH), pada pria hormon ini memiliki fungsi meproduksi sperma, sedangkan pada wanita hormon ini berfungsi guna merangsang pertumbuhan dan perkembangan sel ovum.
  • Luteinizing Hormone (LH), pada pria hormon ini berfungsi merangsang produksi hormon testosteron, sedangkan pada wanita hormon ini berfungsi mengatur produksi hormon estrogen dan progesteron dan juga berperan penting dalam proses ovulasi.
  • Prolaktin, yakni hormon yang memiliki fungsi untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan payudara dan juga memproduksi air susu pada wanita. Sementara pada pria hormon ini masih belum jelas fungsinya, kemungkinan besar berhubungan dengan pertumbuhan organ seks pria.
Baca Juga  Klasifikasi Bakteri

2. Neurohipofisis

Neurohipofisis atau hipofisis posterior ialah bagian dari kumpulan sel kelenjar diantara pembuluh darah kapiler yang luas. Neurohipofisis mengandung banyak akson saraf dari hipotalamus. Terdapat 2 bagian utama Neurohipofisis yakni :

  • Pars Nervosa ialah bagian belakang neurohipofisis tempat penyimpanan oksitosin dan vasopressin.
  • Pars Infundibular (Infundibulum) ialah bagian tempat terhubungnya kelenjar hipotalamus dan kelenjar hipofisis.

Pada bagian neurohipofisis atau hipofisis posterior ini, ada 2 hormon utama yakni oksitosin dan vasopressin. Kedua hormon tersebut bisa dibuat di hipotalamus akan tetapi dikeluarkan melalui neurohipofisis.


3. Hormon Vasopressin (Antidiuretik)

Vasopressin (VP) atau ADH (Antidiuretik Hormon) ialah hormon peptida yang memiliki fungsi sebagai pengatur penyerapan kembali molekul yang melewati ginjal dengan mempengaruhi permeabilitas dinding tubulus ginjal.

Vasopressin akan mengontrol keseimbangan natrium dan air pada darah juga urin maka dapat mengatur volume darah atau urin dalam tubuh.

Selain itu, fungsi hormon vasopressin yakni bisa mempengaruhi tekanan darah pada manusia. Hormon vasopressin ini dapat dijumpai di hampir semua mamalia.


4. Hormon Oksitosin

Fungsi dari hormon oksitosin ini banyak sekali berhubungan dengan persiapan organ reproduksi untuk proses kehamilan dan menghadapi proses melahirkan pada wanita.

Target penting hormon oksitosin pada wanita yakni sel-sel otot rahim dan sel otak kelenjar mamae atau kelenjar susu.

Pada pria, hormon oksitosin mempunyai fungsi sebatai perangsang pertumbuhan organ seksual sekunder. Dan juga hormon oksitosin bisa berpengaruh pada perasaan seseorang, oleh sebab itu hormon oksitosin biasa disebut hormon cinta.


Gangguan Kelenjar Pituitari

Gangguan yang paling umum ditemukan pada kelenjar pituitari ialah tumor pituitari. Tumor pituitari dikelompokkan menjadi 2 kategori yakni : sekresi dan non-sekretorik.

Tumor non-sekretorik disebabkan oleh kurangnya jumlah dari hormon pituitari yang diproduksi. Sedangkan, tumor sekretorik dikarenakan oleh produksi hormon yang berlebihan. Tumor bisa diakibatkan oleh cedera, obat-obatan tertentu, perdarahan internal, dan gangguan kesehatan lainnya.

Baca Juga  Sistem Transport Membran

Tumor ini jarang mengakibatkan kanker, namun tumor ini bisa menyebabkan gangguan pada fungsi normal kelenjar. Dalam beberapa kasus, tumor ini bahkan bisa bertumbuh besar maka menekan bagian-bagian otak yang berdekatan, yang mungkin mempengaruhi pengelihatan dan indra lainnya.

Selain tumor pituitari, terdapat gangguan lain yang dikenal sebagai apopleksi pituitari. Dalam kasus yang parah, hilangnya fungsi kelenjar secara tiba-tiba bisa mengancam jiwa karena kekurangan hormon-hormon vital yang mendadak.


Demikianlah bahasan kita mengenai kelenjar pituitari. Terima kasih bagi yang menyempatkan waktu untuk membaca dan mampir di artikel √ Kelenjar Pituitari : Pengertian, Fungsi, Struktur & Gangguannya Lengkap. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kamu ?


Baca Juga Artikel Lainnya