Materi.Co.ID – Hay hay bertemu lagi dengan artikel materi.co.id . Kali ini kita akan membahas tentang sistem transport membran. Simak ulasan lengkap nya dibawah ini.
Pengertian Sistem Transport Membran
Transportasi molekul atau zat merupakan partikel yang melintasi membran plasma dan sangat penting untuk kehidupan sel. Zat tertentu harus pindah ke dalam sel guna membantu reaksi metabolik. Zat lain yang sudah diproduksi oleh sel akan diekspor atau limbah sebagai produk seluler harus berpindah keluar dari sel.
Zat pada umumnya bergerak melintasi membran selular melewati proses transportasi yang bisa diklasifikasikan sebagai pasif atau aktif, tergantung apakah mereka membutuhkan energi atau tidak. Dalam transport pasif, zat bergerak menuruni gradien untuk menyeberangi membran hanya menggunakan energi kinetik sendiri. Energi kinetik ialah intrinsik untuk partikel yang bergerak. Contohnya ialah difusi sederhana (simple diffusion).
Dalam proses yang aktif, energi sel dipakai untuk menggerakkan substansi menaiki atau bergerak melawan konsentrasi atau gradien listrik. Energi selular yang digunakan umumnya dalam bentuk ATP. Contohnya termasuk endositosis, dimana vesikel terbebas dari membran plasma serta membawa bahan ke dalam sel, dan eksositosis, penggabungan vesikel dengan membran plasma untuk melepaskan substansi, zat, atau partikel dari sel.
Jenis – Jenis Transport Membran
A.Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan transportasi yang memerlukan energi, dan transportasi ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif terdiri dari 3 jenis, yaitu:
1.Pompa kalium – natrium
Ion kalium penting untuk menjaga muatan listrik yang memiliki fungsi untuk memacu transpor aktif zat zat lain. Sebenarnya ion kalium dan natrium bisa melewati membran, tetapi dikarenakan ion kalium diluar sel mempunyai konsentrasi rendah sementara didalam sel memiliki konsentrasi yang tinggi dan sebaliknya ion natrium di dalam sel mempunyai konsentrasi yang rendah sementara di luar sel memiliki konsentrasi yang tinggi maka untuk menukar 2 ion kalium dengan 3 ion natrium dan memasukkan semua ion kalium ke dalam sel memerlukan energi ATP.
Proses pompa kalium – natrium dimulai dari berubahnya protein intergal (protein pembawa) yang memungkinkan ion 3 natrium untuk masuk kedalan protein itu. Lalu enzim akan memecah ATP dan fosfat akan melekat pada protein. Proses pemecahan energi ATP mengubah bentuk protein yang memungkinkan keluarnya ion natrium dan masuknya ion 2 kalium. Lalu protein intergal melepaskan fosfat yang melekat pada protein dan bentuknya pun berubah menjadi membuka ke dalam lalu ion kalium keluar dari protein dan masuk ke dalam sel.
2.Endositosis
Endositosis ialah suatu proses pemasukan partikel atau cairan ke dalam sel melalui membran. Endositosis terbagi menjadi dua, yaitu :
- Fagositosis : Proses dimana membran plasma membungkus partikel yang memiliki ukuran kurang dari 250 nm yang berada di luar sel dan menangkapnya dalam suatu vakuola makanan ( vakuola makanan yang terbentuk pada proses fagositosis disebut fagosom ). Contoh proses fagositosis yakni sel amoeba yang memakan bakteri.
- Pinositosis : Proses dimana suatu sel memakan zat cair yang memiliki ukuran kurang dari 150 nm. Caranya, sel akan mengelilingi cairan yang akan dimakan kemudian membentuk sebuah gelembung dan disimpan dalam suatu vakuola yang disebut pinosom.
3.Eksositosis
Eksosotosis merupakan proses pengeluaran zat yang tidak dibutuhkan di dalam sel melalui membran pada peristiwa sekresi ( proses keluarnya zat cair melalui kelenjar ). Caranya zat akan di masukkan ke dalam vakuola kemudian berjalan mengarah tepi sel. Setelah berada di tepi membran itu akan membuka dan zat zat tersebut akan keluar dari sel.
Transport aktif dibutuhkan untuk mengembalikan partikel yang sudah berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini sangat memerlukan energi (ATP) guna melawan perbedaan konsentrasi. Contohnya: Pompa Na-K. b. Pada transpor aktif dibutuhkan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif sangat dibutuhkan untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi untuk transpor aktif Ialah ATP (adenosin trifosfat).
Transpor aktif primer dan sekunder
Transpor aktif primer memerlukan energi dalam bentuk ATP, sementara transpor aktif sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial membran.
Kedua jenis transpor tersebut saling berhubungan erat sebab transpor aktif primer akan menghasilkan potensial membran dan ini memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder. Transpor aktif primer dicontohkan pada keberadaan ion K+ dan Na+ dalam membran. Umumnya sel memelihara konsentrasi K+ lebih tinggi di dalam sel dibandingkan di luar sel.
Sedangkan konsentrasi Na+ di dalam sel lebih kecil daripada di luar sel.Transpor aktif sekunder dicontohkan pada asam amino dan glukosa dengan molekul pengangkutannya berupa protein transpor khusus. Pengangkutan tersebut disertai dengan pengangkutan Na+ guna berdifusi ke dalam sel. Pengangkutan Na+ ialah transpor aktif primer yang memungkinkan terjadinya pontensial membran, sehingga asam amino dan glukosa dapat masuk ke dalam sel.
Fungsi dan Contoh Transpor Aktif
Fungsi transpor aktif yakni sebagai pemelihara keseimbangan di dalam sel. Contoh transpor aktif diantaranya transpor aktif yang terjadi pada sitoplasma sel darah merah manusia. Sitoplasma sel darah merah manusia umumnya mempunyai kadar ion kalium 30 x lebih besar dibandingkan plasma darah (cairan ekstrasel). Di lain sisi, kadar ion natrium plasma darah 11 x lebih besar dibandingkan kadar ion natrium sel darah merah.
B. Transpor Pasif
Transpor pasif ialah proses transpor melalui membran sel yang tidak memerlukan energi. Transpor pasif terjadi disebabkan adanya perbedaan konsentrasi antara 2 zat atau larutan di bagian dalam dan luar sel. Transpor pasif sendiri terbagi lagi menjadi 3 mekanisme yakni : difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
- Difusi
Difusi merupakan perpindahan zat dari bagian yang mempunyai konsentrasi tinggi atau pekat mengarah ke bagian yang mempunyai konsentrasi rendah atau encer. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan dinamai gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi sampai seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan di mana perpindahan molekul tetap berlangsung walaupun tidak terdapat perbedaan konsentrasi. Contohnya dalam kehidupan sehari – hari kita ialah uap air dari cerek yang berdifusi di dalam udara. Difusi yang paling sering terjadi ialah difusi molekuler.
Difusi molekuler merupakan transfer massa yang terjadi apabila terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi yang pertama yaitu ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, maka kecepatan difusi semakin tinggi. Yang kedua, ketebalan membran.
Semakin tebal membran, maka kecepatan difusinya juga akan semakin lambat. Yang ketiga ialah luas suatu area. Semakin besar luas area, maka kecepatan difusinya juga akan semakin cepat. Yang keempat yaitu jarak. Jika jarak antara dua konsentrasi semakin besar, maka difusinya akan semakin lambat. Dan yang terakhir ialah suhu, apabila suhu semakin tinggi, maka partikel akan semakin memperoleh energi untuk bergerak sehingga dapat menjadi lebih cepat. Jadi, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
- Osmosis
Molekul air berdifusi melalui membran yang bersifat selektif permeable. Osmosis ialah kondisi dimana molekul air berpindah dari bagian yang lebih encer mengarah ke bagian yang lebih pekat dengan syarat melewati membran semipermeable. Dalam system osmosis dikenal larutan hipertonik dan hipotonik.larutan hipertonik ialah larutan yang berkonsentrasi terlarut tinggi sementara larutan hipotonik ialah larutan yang berkonsentrasi terlarut rendah. Apabila terdapat 2 larutan yang mempunyai konsentrasi tidak sama, maka molekul air yang ada akan menyeimbangkan dengan cara melewati membran.
- Difusi terbantu
Difusi terbantu merupakan transpor pasif atau perpindahan zat melalui membran selektif permeabel yang terjadi sebab bantuan enzim (protein). Contoh difusi terbantu bisa dilihat pada bakteri E. coli. Bila dipindah ke media yang mengandung laktosa, metabolisme bakteri tersebut akan menurun disebabkan membran selnya bersifat impermeabel terhadap laktosa. Namun, selang beberapa waktu, enzim permease akan terbentuk di dalam selnya untuk mempermudah laktosa masuk dan menembus membran sel.
Demikianlah bahasan kita mengenai sistem transport membran. Terima kasih bagi yang menyempatkan waktu untuk membaca dan mampir di artikel √ Sistem Transport Membran : Pengertian & Jenisnya Lengkap. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kamu ?
Baca Juga Artikel Lainnya
- √ Kingdom Protista : Pengertian, Ciri & Klasifikasinya Lengkap
- √ Sistem Transpor Elektron : Pengertian, Komponen & Tahapannya Lengkap
- √ Kingdom Animalia : Pengertian, Ciri, Struktur & Klasifikasinya Lengkap
- √ Pengertian Jamur : Ciri, Struktur & Klasifikasinya Lengkap
- √ Peranan Rhizopoda : Pengertian, Ciri, Reproduksi & Klasifikasinya Lengkap