Materi.Co.ID – Hay hay bertemu lagi dengan artikel materi.co.id . Kali ini kita akan membahas tentang replikasi virus. Simak ulasan lengkap nya dibawah ini.
Pengertian Replikasi Virus
Replikasi virus merupakan pembentukan virus secara biologis selama proses infeksi pada sel inang target. Virus harus lebih dahulu masuk ke dalam sel sebelum replikasi virus bisa terjadi. Melewati generasi salinan genom yang melimpah dan mengemas salinan-salinan ini, virus lalu menginfeksi inang baru. Replikasi antar virus sangat beragam dan disesuaikan pada jenis gen yang terlibat di dalamnya. Sebagian banyak virus DNA bertumpuk di dalam nukleus sementara sebagian besar virus RNA berkembang hanya dalam sitoplasma.
Proses Replikasi Virus pada Siklus Litik
Siklus litik merupakan siklus kehidupan virus di dalam sel inang, di mana virus yang sudah memasuki sel mengambil alih mekanisme replikasi sel, membuat DNA virus dan protein virus, dan lalu memecahkan sel, memungkinkan virus yang baru diproduksi meninggalkan sel inang untuk menginfeksi sel lainnya. Metode replikasi ini sangat berbeda jelas dengan siklus lisogenik, di mana virus yang sudah menginfeksi sel menempel pada DNA induk dan, berperan seperti segmen inert DNA, bereplikasi ketika sel inang membelah. Siklus lisogenik tidak mengakibatkan kerusakan pada sel inang, namun siklus litik menciptakan penghancuran sel yang terinfeksi.
Siklus litik biasanya diakui sebagai metode utama replikasi virus karena lebih umum. Bahkan siklus lisogenik dapat mengakibatkan siklus litik saat kejadian induksi, seperti paparan sinar ultraviolet, yang mengakibatkan tahap laten ini memasuki siklus litik.
Melewati pemahaman siklus litik yang lebih bagus, para ilmuwan bisa lebih memahami bagaimana sistem kekebalan merespon untuk dapat melawan virus ini dan bagaimana teknologi baru bisa dikembangkan untuk menangani penyakit virus. Banyak penelitian sedang dikerjakan dalam upaya untuk mempelajari cara mengganggu replikasi virus untuk menangani penyakit virus serius utama yang menyerang manusia, hewan, dan tanaman pertanian. Contohnya, virus Epstein-Barr (EBV) memanifestasikan fase latensi dan fase replikasi litik dalam siklus hidupnya. Para ilmuwan berharap suatu hari bisa memahami bagaimana cara menghentikan pemicu yang mulai siklus replikasi virus herpes manusia yang merusak ini.
1. Fase Adsorbsi
Fase adsorbsi merupakan adanya tanda menempelkan bagian ekor virus yang berada didinding sel bakteri. Virus hanya bisa melekat pada tempat yang khusus saja.
- Bisa pada permukaan dinding sel bakteri yang memiliki protein khusus dan dapat dilekati pada protein virus. Virus menempel pada protein dinding sel tersebut ialah khas dan mirip dengan gembok dan kunci.
- Virus bisa melekat di sel-sel tertentu yang dia inginkan karena virus memiliki reseptor pada ujung serabut ekor.
- Virus mengeluarkan enzim lisozim atau enzim pelebur sesudah melekat maka terbentuklah lubang dalam dinding sel inang dan bakteri.
2. Fase Injeksi
- Sesudah lubang terbentuk kapsud virus langsung bereaksi untuk memompa asam nukleatnya atau DNA dan RNA untuk dapat masuk kedalam sel.
- Oleh sebab itu kapsid virus tetap berada pada luar sel bakteri. Saat sudah tidak ada isinya maka kapsid akan lepas dan sudah tidak berguna lagi.
3. Fase Sintesis
- Virus tidak memiliki mesin biosintetik sendiri, virus hanya dapat menggunakan mesin biosintetik dari inang contohnya bakteri untuk melakukan kehidupanya. Oleh sebab itu biosintetik dari bakteri yaitu DNA bakteri harus dileburkan.
- Namun hal tersebut DNA dari virus menghasilkan enzim pelebur. Enzim dari virus akan meleburkan DNA dari bakteri namun tidak dengan DNA virus tersebut.
- Oleh sebab itu bakteri tidak bisa mengendalikan mesin biosintetik sendiri. DNA dari virus sangat berguna penting didalam mengambil alih kendali kehidupan.
- DNA dari virus menampilkan berkali-kali yaitu dengan cara membentuk DNA virus dengan jumlah yang cukup banyak.
- Sesudah itu DNA dari virus tersebut melakukan sintesis protein yang dijadikan kapsid memakai enzim-enzim banteri dan ribosom.
- Pada sel bakteri yang lemah tersebut disintesi DNA dari virus dan protein. DNA dan protein tersebut yang kan digunakan kapsid oleh virus sudah berada di dalam kendali DNA dari virus.
4. Fase Perakitan
Kapsid yang sudah disintesis lalu berpisah-pisah yaitu antara bagian dari kepala, ekor dan juga serabut ekor. Bagian dari kapsid tersebut lalu dibentuk menjadi kapsid virus yang utuh lalu DNA dari virus masuk ke dalamnya.
Sesudah itu terbentuklah tubuh dari virus yang utuh. Jumlah virus yang terdiri dari proses tersebut yaitu sekitar 100 sampai 200 buah virus baru.
5. Fase Litik
Saat fase pembentukan dari virus sudah selesai, virus sudah bisa memproduksi enzim lisozim kembali. Enzim lisizom merupakan enzim pelebur yang bisa untuk menhancurkan dinding sel bakteri.
Disaat dinding sel lebur maka dinding dari sel bakteri akan mengalami lisis atau pecah. Setelah pecah maka virus-virus baru dapat keluar untuk mencari inang yang lain.
Proses Replikasi Virus pada Siklus Lisogenik
1. Fase adsorbsi
Fase adsorbsi terlihat dengan melekatnya ekor virus di dinding sel bakteri. Virus melekat hanya pada tempat-tempat khusus, yaitu pada permukaan dinding sel bakteri yang mempunyai protein khusus yang bisa ditempeli protein virus. Melekatnya virus pada protein diding sel bakteri itu sangat khas, sama dengan kunci dan gembok. Virus bisa menempel pada sel-sel tertentu yang diinginkan karena mempunyai reseptor di ujung-ujung serabut ekor. Sesudah menempel, virus mengeluarkan enzim lisozim (enzim pelebur) sampai terbentuk lubang di dinding bakteri dan sel inang.
2. Fase injeksi/penetration
Sesudah terbentuk lubang, kapsid virus bereaksi untuk memompa asam nukleatnya (DNA dan RNA) masuk kedalam sel. Maka, kapsid virus tetap berada diluar sel bakteri. Apabila telah kosong, kapsid lepas dan tidak berguna lagi.
3. Fase penggabungan
Saat memasuki fase injeksi, DNA virus masuk kedalam tubuh bakteri. Kemudian, DNA bakteri atau melakukan penggabungan. DNA bakteri berbentuk silkuler, yaitu seperti kalung yang tidak berujung dan berpangkal. DNA tersebut menyerupai benang ganda yang terpilih. Awalnya DNA bakteri putus, lalu DNA virus menggabungkan diri diantara benang yang putus tersebut, dan akhirnya terbentuk DNA sikuler baru yang telah disisipi DNA virus. Dengan itu, didalam DNA bakteri terkandung DNA genetik Virus.
4. Fase pembelahan
Pada keadaan tersebut itu, DNA virus tidak aktif, yang diketahui sebagai profag. Karena DNA virus menjadi satu dengan DNA bakteri, jadi apabila DNA bakteri melakukan replikasi, profag juga ikut melakukan replikasi. Contohnya saja apabila bakteri akan membelah diri, DNA menhkopi diri dengan proses replikasi. Dengan sistem replikasi. Dengan itu profag juga ikut terkopi. Terbentuklah 2 sel bakteri sebagai hasil pembelahan dan didalm setiap sel anak bakteri tekandung profag yang identik. Lalu seterusnya sampai proses pembelahan bakteri berlangsung berulangkali sampai setiap sel bakteri yang terbentuk didalam terkadung profag. Dengan itu jumlah profag mengikuti jumlah sel bakteri yang ditempatinya.
5. Fase sintesis
Dikarenakan radiasi atau pengaruh zat kimia tertentu profag taktif. Profag tersebut terpisah diri dari DNA bakteri, lalu meleburkan DNA bakteri. Kemudian, DNA virus menciptakan sintesis yakni mensintesis protein untuk dipakai sebagi kapsid bagi virus-virus baru dan juga melakukan replikasi DNA sampai DNA virus menjadi banyak.
6. Fase perakitan
Kapsid-kapsid dibentuk menjadi kapsid virus yang utuh, yang berguna sebagai selubang virus. Kapsid yang terbentuk mencapai 100-200 kapsid baru. Kemudian DNA hasil replikasi masuk ke dalamnya guna membentuk virus yang baru. Sesudah terbetuk virus-virus baru terjadi lisis sel bakteri (uraian sama dengan daur litik). Virus-virus yang terbentuk berserakan keluar sel bakteri guna menyerang bakteri baru.
Demikianlah bahasan kita mengenai replikasi virus. Terima kasih bagi yang menyempatkan waktu untuk membaca dan mampir di artikel √ Replikasi Virus : Pengertian, Litik, Lisogenik & Fasenya Lengkap. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kamu ?
Baca Juga Artikel Lainnya
- √ Dampak Limbah : Pengertian, Karakteristik & Jenis Lengkap
- √ Jenis – Jenis Bentos : Pengertian, Ciri & Peranannya Lengkap
- √ Tekanan Turgor : Pengertian, Ciri, Mekanisme & Contohnya Lengkap
- √ Klasifikasi Bakteri : Pengertian, Struktur & Reproduksinya Lengkap
- √ Klasifikasi Alga : Pengertian, Ciri, Reproduksi & Habitatnya Lengkap